Kamis, 14 November 2013

TEO9RI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN


RESUME KOGNOTIF GESTALT DAN MEANINGFUL LEARNING

A .Pengertian dan Sejarah Munculnya Teori Gestalt
Teori kognitif mulai berkembang dengan lahirnya teori belajar gestalt. Peletak dasar teori gestalt adalah Merx Wertheimer (1880-1943) yang meneliti tentang pengamatan dan problem solving. Sumbangannya diikuti oleh Kurt Koffka (1886-1941) yang menguraikan secara terperinci tentang hukum-hukum pengamatan, kemudian Wolfgang Kohler (1887-1959) yang meneliti tentang insight pada simpase. Kaum gestaltis berpendapat bahwa pengalaman itu berstuktur yang terbentuk dalam suatu keseluruhan. Menurut pandangan gestaltis, semua kegiatan belajar menggunakan pemahaman terhadap hubungan hubungan, terutama hubungan antara bagian dan keseluruhan. Intinya, menurut mereka, tingkat kejelasan dan keberartian dari apa yang diamati dalam situasi belajar adalah lebih meningkatkan kemampuan belajar seseorang dari pada dengan hukuman dan ganjaran.
Teori Belajar Gestalt meneliti tentang pengamatan dan problem solving, dari pengamatanya ia menyesalkan penggunaan metode menghafal di sekolah, dan menghendaki agar murid belajar dengan pengertian bukan hafalan akademis. Suatu konsep yang penting dalam psikologis Gestalt adalah tentang insight yaitu pengamatan dan pemahaman mendadak terhadap hubungan-hubungan antar bagian-bagian dalam suatu situasi permasalahan. Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan teori Gestalt, guru tidak memberikan potongan-potongan atau bagian-bagian bahan ajaran, tetapi selalu satu kesatuan yang utuh. Pengamatan adalah pintu pengembangan kognitif. Beberapa hukum gestalt dalam pengamatan adalah :
1) Hukum Pragnanz, yang mengatakan bahwa organisasi psikologis selalu cenderung ke arah yang bermakna atau penuh arti (pragnanz)
2) Hukum kesamaan, yang mengatakan bahwa hal-hal yang sama cenderung membentuk gestalt (keseluruhan)
3) Hukum kecenderungan mengatakan bahwa hal hal yang berdekatan cenderung berbentuk gestalt.
4) Hukum ketertutupan, yang mengatakan bahwa hal-hal yang tertutup cenderung membentuk gestalt.
5) Hukum kontinuitas yang mengatakan bahwa hal-hal yang berkesinambungan cenderung membentuk gestalt

B .Tokoh teori gestalt
1. Max Wertheimer (1880-1943)

Phi phenomenon yaitu bergeraknya objek statis menjadi rangkaian gerakan yang dinamis setelah dimunculkan dalam waktu singkat dan dengan demikian memungkinkan manusia melakukan interpretasi.
2. Kurt Koffka (1886-1941)
Teori Koffka tentang belajar didasarkan pada anggapan bahwa belajar dapat diterangkan dengan prinsip-prinsip psikologi Gestalt.Teorinya yang terkenal adalah Memory Trace (jejak ingatan).

3. Wolfgang Kohler (1887-1967)
Eksperimennya adalah : Dengan seekor simpanse yang disimpan di dalam sangkar 

C .Karakteristik 
 1.Mempunyai Hukum keterdekatan, hukum ketertutupan dan hukum kesamaan.
2.Proses pembelajaran secara terus – menerus dapat memperkuat jejak ingatan peserta didik
3.Adanya pemahaman belajar Insight.
D. Prinsip-prinsip Belajar Menurut Teori Gestalt
Prinsip-prinsip pengorganisasian:

•Principle of Proximity

•Principle of Similarity

•Principle of Objective Set

•Principle of Continuity

•Principle of Closure/ Principle of Good Form

•Principle of Figure and Ground

•Principle of Isomorphism
E. Kelebihan dan kekurangan

1.Kelebihan

•Dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk memecahkan masalah (problem solving)‏

•Dapat meningkatkan motivasi.

2.Kekurangan 

•Untuk teori belajar kognitif ini keberhasilan sebuah pembelajaran tidak dapat    diukur hanya densatu orang siswa saja , maksudnya kemampuan semua siswa harus diperhatikan.
•Konsekuansinya terhadap lingkungan adalah fasilitas-fasilitas dalam lingkungan juga harus mendukung. 
MEANINGFUL LEARNING
 Meaningful Learning emphasizes students acquisition of new information and its linkages  to previous experiences and knowledge in the formation of personal and unique understanding.
Characteristic of Meaningful Learning (Grabe, 2007)
- Active: Means that learners are dynamic, that they assume, active roles in learning activities.
- Authentic Means that learners construct knowledge from situated and authentic learning activities.
- Constructive: Means that learners accommodate new ideas to their prior knowledge/experiences.
- Cooperative: Means that learners are encouraged to solve the problem/task together with their peers.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar