Kamis, 21 November 2013

Teori belajar kontruktivisme

Pengertian

Asal kata konstruktivisme adalah “to construct” yang artinya membangun atau menyusun. suatu teori belajar yang menekankan bahwa para siswa sebagai pebelajar tidak menerima begitu saja pengetahuan yang mereka dapatkan, tetapi mereka secara aktif membangun pengetahuan secara individual. Menurut Von Glasersfeld (dalam Anggriamurti, 2009) bahwa konstruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita adalah konstruksi (bentukan) kita sendiri. Pengetahuan itu dibentuk oleh struktur konsepsi seseorang sewaktu berinteraksi dengan lingkungannya.

Teori Belajar Konstruktivisme Piaget
Piaget menyatakan bahwa ilmu pengetahuan dibangun dalam pikiran seorang anak dengan kegiatan asimilasi dan akomodasi sesuai dengan skemata yang dimilikinya. Proses tersebut meliputi:
1. Skema/skemata adalah struktur kognitif yang dengannya seseorang beradaptasi dan terus mengalami perkembangan mental dalam interaksinya dengan lingkungan. Skema juga berfungsi sebagai kategori-kategori untuk mengidentifikasikan rangsangan yang datang, dan terus berkembang. Sekumpulan konsep yang digunakan  ketika berinteraksi dengan lingkungan disebut dengan skemata.
   
2. Asimilasi adalah proses kognitif perubahan skema yang tetap mempertahankan konsep awalnya, hanya menambah atau merinci. Asimilasi adalah proses kognitif dimana seseorang mengintegrasikan persepsi, konsep ataupun pengalaman baru ke dalam skema atau pola yang sudah ada dalam pikirannya.

3. Akomodasi adalah proses pembentukan skema atau karena konsep awal sudah tidak cocok lagi. Dalam menghadapi rangsangan atau pengalaman baru seseorang tidak dapat mengasimilasikan pengalaman yang baru dengan skemata yang telah dipunyai. Pengalaman yang baru itu bisa jadi sama sekali tidak cocok dengan skema yang telah ada.

4. Equilibrasi adalah keseimbangan antara asimilasi dan akomodasi sehingga seseorang dapat menyatukan pengalaman luar dengan struktur dalamnya (skemata).
 
Vygotsky : Menyatakan bahwa siswa dalam mengkonstruksi suatu konsep perlu memperhatikan lingkungan sosial. Konstruktivisme ini oleh Vygotsky disebut konstruktivisme social (bahwa belajar bagi anak dilakukan dalam interaksi dengan lingkungan sosial maupun fisik).

Ada dua konsep penting dalam teori Vygotsky, yaitu 
Zone of Proximal Development (ZPD) 
scaffolding. 
D. Kelebihan dan Kekurangan
(+)
Berfikir : Dalam proses membina pengetahuan baru, murid berfikir untuk menyelesaikan masalah, menjadikannya gagasan dan membuat keputusan.

Faham : Oleh karana murid terlibat secara langsung dalam mebina pengetahuan baru, mereka akan lebih faham dan boleh mengapliksikannya dalam semua situasi.

Ingat : Oleh karena murid terlibat secara langsung dengan aktif, mereka akan ingat lebih lama semua konsep. Melalui pendekatan ini pesrta didik membina sendiri kefahaman mereka. Dengan ini justru mereka lebih yakin menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam situasi baru.

Kemahiran sosial : Kemahiran sosial diperolehi apabila berinteraksi dengan rekan dan guru dalam membina pengetahuan baru.

Seronok : Oleh kerana mereka terlibat secara terus, mereka faham, ingat, yakin dan berinteraksi dengan sehat, maka mereka akan merasa kondusif dalam belajar untuk membina pengetahuan baru.
(-)
Dalam bahasan kekurangan atau kelemahan ini mungkin bisa kita lihat dalam proses belajarnya dimana peran guru sebagai pendidik sepertinya kurang begitu mendukung. 
 
PRINSIP-PRINSIP KONSTRUKTIVISME 
Secara garis besar, prinsip-prinsip Konstruktivisme yang diterapkan dalam belajar mengajar adalah: 
1. Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri
2. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru kemurid, kecuali hanya dengan keaktifan murid   
     sendiri untuk menalar
3. Murid aktif megkontruksi secara terus menerus, sehingga selalu terjadi perubahan konsep
    ilmiah
4. Guru sekedar membantu menyediakan saran dan situasi agar proses kontruksi berjalan lancar.
5. Menghadapi masalah yang relevan dengan siswa
6. Struktur pembelajaran seputar konsep utama pentingnya sebuah pertanyaan
7. Mencari dan menilai pendapat siswa
8. Menyesuaikan kurikulum untuk menanggapi anggapan siswa.

Dari semua itu hanya ada satu prinsip yang paling penting adalah guru tidak boleh hanya semata-mata memberikan pengetahuan kepada siswa . siswa harus membangun pengetahuan didalam benaknya sendiri. Dari uraian tersebut dapat dikatakan, bahwa makna belajar menurut konstruktivisme adalah aktivitas yang aktif, dimana peserta didik membina sendiri pengetahuannya, mencari arti dari apa yang mereka pelajari dan merupakan proses menyelesaikan konsep dan idea-idea baru dengan kerangka berfikir yang telah ada dan dimilikinya.
Karakteristik
Adapun karakteristik pembelajaran secara kontruktivisme:
Memberi peluang kepada murid membina pengetahuan baru melalui penglibatan dalam dunia sebenarnya.
Menggalakkan persoalan/ide yang dimulai oleh murid dan menggunakannya sebagai panduan dalam merancang pengajaran.
Menyokong pembelajaran secara kooperatif mengambil sikap dan pembawaan murid.
Mengambil kajian bagaimana murid belajar pada sesuatu ide/gagasan.
Menggalakkan & menerima daya usaha & autonomi (kemandirian) murid.
Menggalakkan murid bertanya dan berdialog dengan murid & guru.
Menganggap pembelajaran sebagai suatu proses yang sama penting dengan hasil pembelajaran.
Menggalakkan proses inkuiri proses untuk memperoleh dan mendapatkan informasi dengan melakukan observasi dan atau eksperimen untuk mencari jawaban atau memecahkan masalah terhadap pertanyaan atau rumusan masalah dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis dan logis seorang siswa melalui kajian dan eksperimen.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar